KARAKTERISTIK MOTOR AC DAN DC
Lebih dari 90% motor bekerja dengan arus bolak-balik. Baik motor AC maupun DC mempunyai karakteristik yang mengatur penggunaannya.
Karakteristik motor AC
- Harga lebih murah.
- Pemeliharaannya lebih mudah.
- Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan pengoperasian.
- Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan pengoperasian yang keras.
- Secara fisik lebih kecil dibandingkan dengan motor dc dari HP yang sama.
- Biaya perbaikan lebih murah.
- Kemampuan untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran kecepatan kerja yang tertera di nameplate.
- Torsi tinggi pada kecepatan rendah.
- Pengaturan kecepatan bagus’ pada seluruh rentang (tidak ada low-end cogging).
- Kemampuan mengatasi beban-Iebih lebih baik.
- Lebih mahal dibandingkan motor AC.
- Secara fisik lebih besar dibandingkan dengan motor AC untuk HP yang sama.
- Pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan lebih rutin.
Keistimewaan umum dari semua motor ac adalah medan-magnet putar yang
diatur dengan lilitan stator. Konsep ini dapat diilustrasikan pada motor
tiga-fase dengan mempertimbangkan tiga kumparan yang diletakkan
bergeser 120o listrik satu sama lain. Masing-masing kumparan
dihubungkan dengan satu fase sumber daya tiga-fase (Gambar 7-1). Apabila
arus tiga-fase melalui lilitan tersebut, terjadi pengaruh medan-magnet
berputar melalui bagian dalam inti stator. Kecepatan medan-magnet putar
tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya. Kecepatan
itu disebut kecepatan sinkron. yang ditentukan dengan rumus:
Dimana S = kecepatan sinkron dalam rpmF = Frekwensi sumber daya dalam Hz
P = Jumlah lilitan kutub pada tiap lilitan satu fase
Gambar 7-1. Pembangkitan medan magnit putar
Pada Gambar 7-1 (b) kecepatan sinkron dapat dihitung sebagai:S =
= 120 x
= 3600 rpm
Jenis-jenis Motor ac
Motor arus bolak-balik diklasifikasikan berdasarkan prinsip pengoperasian sebagai:
- motor induksi
- motor sinkron.
Motor induksi Tiga fase rotor-sangkar
Motor induksi ac adalah motor yang paling sering digunakan
sebab motor ini relatif sederhana dan dapat dibuat dengan lebih murah
dibandingkan dengan yang lain. Motor induksi dapat dibuat baik untuk
jenis tiga-fase maupun satu-fase, karena pada motor induksi tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya. Sebagai penggantinya, arus ac pada stator menginduksikan tegangan
pada celah udara dan pada Iilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor
dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor kemudian berinteraksi
dan menyebabkan rotor berputar (Gambar 7-2).
Gambar 7-2. Arus Induksi rotorAplikasi induksi yang umum biasanya menggunakan motor induksi tiga-fase rotor-sangkar (Gambar 7-3). Karakteristik motor rotor sangkar adalah sebagai berikut:
- Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan ujung-ujung dihubung singkat mirip dengan sangkar tupai.
- Kecepatan konstan.
- Arus start yang besar yang diperlukan oleh motor menyebabkan tegangan berfluktuasi.
- Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga line daya utama pada motor.
- Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang dikurangi.
- Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator, dihasilkan medan-magnet putar yang menginduksikan tegangan pada rotor. Tegangan tersebut pada gilirannya menimbulkan arus yang besar mengalir pada rotor. Arus tersebut menimbulkan medan magnet. Medan rotor dan medan stator cenderung saling menarik satu sama lain. Situasi tersebut membangkitkan torsi, yang memutar rotor dengan arah yang sama dengan putaran medan magnet yang dihasilkan oleh stator.
- Pada saat start, motor akan terus berjalan dengan rugi fase sebagai motor satu-fase. Arus yang ditarik dari dua lin sisa hampir dua kali, dan motor akan mengalami panas lebih.
Motor rotor sangkar biasanya dipilih dari jenis-jenis yang lain
kesederhanaan, kekuatan, dan keandalan. Karena keistimewaan yang unik
tersebut, motor sangkar-tupai diterima sebagai standar aplikasi motor ac
untuk semua keperluan kecepatan-konstan.
Gambar 7-3. Motor induksi rotor-sangkar tiga-fase
Rotor motor induksi tidak berputar pada kecepatan sinkron, tetapi agak ketinggalan. Misalnya
motor induksi yang mempunyai kecepatan sinkron 1800 rpm akan sering
mempunyai kecepatan kerja 1750 rpm pada horse power kerja. Ketinggalan
tersebut biasanya dinyatakan sebagai persentase kecepatan sinkron yang
disebut slip.
Kecepatan rotor motor induksi tergantung pada kecepatan sinkron dan
beban yang harus digerakkan. Rotor tidak menarik pada kecepatan sinkron
tetapi cenderung untuk slip di belakang. Jika rotor diputar pada
kecepatan yang sama dengan medan putar, tidak ada gerakan relatif antara
rotor dan medan, dan tidak ada tegangan yang diinduksikan. Karena motor
slip sehubungan dengan medan magnet berputar dari stator, maka
tegangan dan arus diinduksikan pada rotor. jadi, motor normal,
katakanlah dengan slip 2,8% dan kecepatan sinkron 1800 rpm, akan
mempunyai slip 50 rpm dan kecepatan beban penuh 1750 rpm (1800 - 50 =
1750 rpm). Inilah kecepatan beban penuh yang akan dijumpai pada plat
nama motor.
Motor induksi pada dasarnya adalah transformator di mana stator adalah primer dan rotor yang dihubung singkat adalah sekunder. Arus tanpa beban sama
dengan arus penguatan pada transformator. Jadi, motor induksi tersusun
atas komponen kemagnetan yang menimbulkan gaya tolak dan sedikit
komponen aktif yang mensuplai kerugian angin dan gesekan pada rotor,
ditambah kerugian besi pada stator.
Apabila motor induksi dalam keadaan berbeban, arus motor
membangkitkan fluks yang berlawanan arah dan karena itu memperlemah
fluks stator. Hal ini mengakibatkan lebih banyak arus yang mengalir pada
lilitan stator, sama seperti kenaikan arus sekunder dari transformator
mengakibatkan kenaikan pada arus primemya. Arus penguatan dan daya
reaksi dalam keadaan terbeban bertahan hampir sama dengan pada saat
keadaan tanpa beban. Tetapi daya aktif (kW) yang diserap oleh motor
meningkat sebanding dengan beban mekanis. Hal ini mengikuti faktor daya
motor yang bertambah besar secara dramatis pada saat beban mekanis
bertambah. Pada keadaan beban penuh, faktor daya tersebut berkisar
antara 0,7 untuk mesin kecil dan sampai dengan 0,9 untuk mesin besar.
Efisiensi pada beban penuh adalah tinggi, dapat mencapai 90% untuk mesin
yang sangat besar.
Arus rotor-ditahan sampai arus starting dari motor induksi
adalah 5 sampai dengan 6 kali arus beban penuh. Segera setelah rotor
dilepas, rotor mempercepat putaran dengan sangat cepat searah putaran
medan. Pada saat rotor mengambil kecepatan, kecepatan relatif medan
terhadap rotor makin berkurang. Hal ini menyebabkan kedua nilai dan
frekuensi tegangan yang diinduksikan turun karena batang-batang rotor
memotong lebih lambat. Arus rotor pertama kali turun dengan cepat pada
saat motor mengambil kecepatan. Oleh karena itu, motor harus tidak pemah
di biarkan tertahan untuk waktu sebentar saja.
Oleh karena motor induksi tiga-fase membuat medan putar yang dapat menstart motor, motor satu-fase memerlukan alat pembantu starting. Pada
saat motor induksi satu-fase berputar, motor membangkitkan medan magnet
putar. Motor induksi satu-fase lebih besar ukurannya untuk HP yang sama
dibandingkan dengan motor tiga-fase, motor satu-fase mengalami
pembatasan pemakaian di mana daya tiga-fase tidak ada. Apabila berputar,
torsi yang dihasilkan oleh motor satu-fase adalah berpulsa dan tidak
teratur, yang mengakibatkan faktor daya dan efisiensi yang lebih rendah
dibandingkan dengan motor banyak fase.
Arah putaran medan stator dari motor induksi tiga-fase tergantung pada
urutan-fase. Medan rotor ditarik oleh medan stator dan karena itu
berputar searah dengan medan stator. Penukaran setiap dua kali dari
ujung-ujung beda-fase yang mensuplai arus pada stator akan membalik
urutan fase dan menyebabkan rotor berbalik arahnya.
Perlu diingat bagaimana kecepatan motor induksi ditimbulkan, yaitu dengan jumlah kutub dan frekuensi suplai daya (bukan suplai tegangan). Kecepatan
standar motor induksi sangkar-tupai pada dasamya konstan. Meskipun
demikian, motor sangkar-suplai dengan multispeed khusus, diproduksi
dengan lilitan stator pada jumlah kutub yang dapat diubah dengan
mengubah hubungan eksternal. Motor kecepatan banyak (multispeed) ada
pada dua atau lebih kecepatan yang terhitung, yang ditentukan dengan
hubungan yang dibuat pada motor. Motor dua-kecepatan biasanya mempunyai
satu lilitan yang dapat dihubungkan sehingga mempunyai dua kecepatan,
salah satunya separuh dari yang lain (Gambar 7-4).
Gambar 7- 4. Hubungan lilitan motor-sangkar tupai (multi-speed)
Motor induksi Tiga fase rotor-lilit
Motor induksi rotor-lilit adalah motor induksi dengan rotor di lilitan-kawat yang
digunakan untuk aplikasi kecepatan yang variabel (Gambar 7-5). Stator
terdiri dari tiga lilitan satu-fase yang diletakan berjarak 120o listrik satu sama lain, dan dihubungkan ke sumber daya tiga-fase. Rotor tiga-fase mempunyai ujung-ujung luar ke slip ring.
Kecepatan rotor lilit dapat diubah dengan menempatkan tahanan pada
rangkaian rotor melalui slip ring. Semakin besar tahanan ditempatkan
pada rangkaian rotor, semakin lambat motor berputar, apabila semua
tahanan dihilangkan dari rangkaian rotor, motor akan berputar pada
kecepatan penuh. Dengan menempatkan tahanan pada rangkaian rotor,
mengurangi arus start dan menyediakan torsi start yang tinggi. Faktor
daya motor jenis ini adalah rendah pada keadaan tanpa beban, dan penuh
pada keadaan beban. Untuk membalik putaran motor jenis ini, tukarlah dua
ujung-ujung sumber tegangan.
beberapa keuntungan dan kelemahan motor induksi rotor-lilit meliputi:keuntungan:
- Torsi start tinggi dengan arus start rendah.
- Percepatan dengan beban berat lembut.
- Tidak ada pemanasan abnormal selama periode starting.
- Pengaturan kecepatan yang bagus selama bekerja dengan beban konstan.
- Harga awal dan pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan dengan motor sangkar tupai.
- Regulasi kecepatan jelek, apabila bekerja dengan tahanan pada rangkaian rotor.
Motor Sinkron
Motor sinkron, seperti namanya, menunjukkan motor yang berputar
pada kecepatan konstan mulai tanpa beban sampai beban-penuh.
Kecepatannya adalah Sama dengan kecepatan medan-magnet putar. Motor
sinkron menggunakan stator satu-fase atau tiga-fase untuk membangkitkan
medan magnet-putar dan rotor elektromagnetis yang disuplai dengan arus
searah. Rotor bertindak seperti magnet dan ditarik oleh medan stator
yang berputar. Penarikan akan menghasilkan torsi pada rotor dan
menyebabkan rotor berputar dengan medan. Motor sinkron tidak dapat
berputar (start sendiri) dan harus dibawa pada kecepatan yang mendekati
kecepatan sinkron sebelum motor dapat terus berputar sendiri.
Pada motor sinkron tiga-fase (Gambar 7-6), rotor biasanya mempunyai dua lilitan:
- lilitan ac, yang kemungkinan jenis sangkar tupai atau jenis rotor lilit.
- dan lilitan dc.
Lilitan rotor ac membawa rotor sampai mendekati kecepatan sinkron, di
mana lilitan rotor dc diberi energi dan motor mengunci satu langkah
dengan medan yang berputar. Lilitan stator sama dengan lilitan fase
banyak, sangkar tupai dan motor rotor lilit.
Gambar 7-6. Motor sinkron tiga-fase
Motor sinkron tidak dapat di-start dengan medan dc yang diberi
tenaga. Pada keadaan ini, torsi bolak-balik dihasilkan pada rotor. Pada
saat medan stator menyapu pada rotor, cenderung menyebabkan rotor,
mencoba berputar pertama kali pada arah yang berlawanan dengan arah
putaran medan berputar, dan kemudian dengan arah yang sama. Aksi ini
terjadi sedemikian cepat sehingga rotor tetap diam.
Untuk menjalankan (start) motor sinkron, rotor dihilangkan tenaganya.
Motor dijalankan dengan cara yang sama seperti motor sangkar tupai atau
rotor lilit tergantung pada konstruksi rotor. Apabila rotor mencapai
hampir 95% kecepatan sinkron, arus searah diberikan pada lilitan
penguat. Arus searah menghasilkan kutub utara selatan yang pasti pada
rotor, yang mengunci pada magnet putar dari stator dan memutar rotor
pada kecepatan sinkron.
Motor sinkron tiga-fase dapat digunakan untuk perbaikan faktor daya. Motor yang dioperasikan dengan cara itu disebut kapasitor sinkron. Motor
sangkar tupai dan motor rotor lilit adalah Jenis motor induksi yang
menyebabkan faktor daya ketinggalan. Faktor daya yang ketinggalan itu
dapat dikoreksi dengan pemberian penguat lebih dari rotor motor sinkron.
Hal ini akan membuat faktor daya yang mendahului membatalkan faktor daya
ketinggalan dari motor induksi. Medan dc yang diberi penguatan kurang
akan menghasilkan faktor daya ketinggalan (jarang digunakan). Apabila
medan yang umumnya diberi penguatan, motor sinkron akan berputar pada
faktor daya satu. Motor sinkron biasanya digunakan untuk menggerakkan
beban yang menghendaki putaran konstan dan Jarang starting dan stopping.
Jenis beban yang umum adalah generator dc, blower, dan kompresor.
Ukuran daya-mekanis kerja motor dinyatakan dalam horse power (hp) atau
watt (W), 1 hp = 746 Watt. Dua faktor penting yang menentukan output
daya-mekanis adalah torsi dan kecepatan. Torsi adalah besamya puntiran atau daya pemutar, sering dinyatakan dalam N.m atau pound-feet (lb/ft). Kecepatan motor umumnya dinyatakan dalam putaran per menit (rpm).
Horse power =
Jadi, untuk setiap motor, horsepower tergantung pada kecepatan. Makin
lambat motor bekerja, makin besar torsi motor yang harus dihasilkan agar
memberikan jumlah daya yang sama. Untuk mempertahankan torsi yang lebih
besar, motor yang lambat memerlukan komponen yang lebih kuat
dibandingkan dengan komponen dari motor kecepatan lebih tinggi untuk
ukuran kerja daya yang sama. Motor yang lebih lambat biasanya lebih
besar, lebih berat, dan lebih mahal dibandingkan dengan motor yang lebih
cepat dengan ukuran kerja daya ekivalen. Besarnya torsi yang dihasilkan
oleh motor biasanya kecepatannya berubah dan bergantung pada jenis dan
desain motor. Gambar 7-7 menunjukkan grafIk torsi-kecepatan motor.
Gambar 7-7. Grafik torsi-kecepatan motorBeberapa faktor penting yang ditunjukkan oleh grafik mencakup:
- Torsi start, adalah torsi yang diliasilkan pada kecepatan nol
- Torsi percepatan, adalah torsi minimum yang diliasilkah selama percepatan dari keadaan diam sampai kecepatan kerja.
- Torsi patah, Ini adalah torsi maksimum yang dapat dihasilkan motor sebelum mogok (stalling).
Efisiensi (%) =
=
Gambar 7-8. Efisiensi motor
Karena adanya kerugian-kerugian, output mekanis yang berguna dari motor lebih kecil dibandingkan dengan input listrik.
Panas adalah faktor penentuan akhir dalam menetapkan ukuran hp-kerja
motor. Daya input pada motor ditransfer pada poros sebagai output daya
atau kerugian sebagai panas melalui body motor. Efisiensi motor listrik
berkisar antara 75 % sampai 98 persen. Motor efisien-energi (Gambar
7-8 (b)) biaya operasinya lebih rendah dan mempunyai kerugian panas
yang rendah sehingga memerlukan daya listrik yang lebih rendah untuk
memberikan output daya-mekanis yang sama. Peningkatan efisiensi pada
dasarnya dapat dlcapai dengan penggunaan bahan material yang lebih
banyak dan lebih baik serta penerapan perubahan desain pada motor.
Kerugian yang jelas berkaitan dengan operasi motor meliputi:
• Rugi inti. Rugi inti menyajikan energi yang diperlukan untuk
memagnetisasikan bahan inti (histerisis) dan kerugian-kerugian karena
timbulnya listrik yang kecil yang mengalir pada inti (arus eddy).· Rugi stator. Rugi pemanasan I2R pada lilitan stator karena arus I mengalir melalui penghantar kumparan dengan tahanon R.
- Kerugian rotor. Kerugian I2R pada lilitan rotor (pada motor induksi sangkar-tupai, “lilitan” sesungguhnya batang-batang penghantar yang bergerak secara aksial sepanjang rotor dan dihubungkan pada ujung-ujungnya).
- Kerugian beban liar. Adalah akibat fluks bocor yang diinduksikan oleh arus beban, bervariasi sebagai kuadrat arus beban.
Killowatt yang dikehendaki hampir sama, tidak peduli ukuran motor yang
peduli digunakan. Meskipun demikian, kilo VAR yang dikehendaki meningkat
dengan cepat karena motor lebih besar dibandingkan dengan yang perlu
digunakan. Akibatnya, killovolts-ampere yang diperlukan yang menentukan
ukuran alat saklar dan kabel listrik yang digunakan, juga akan
bertambah. Batas ukuran lebih yang dapat diterima untuk mengoperasikan
motor adalah antara 75% sampai 100% beban. Ini biasanya dicapai dengan
mengetahui bahwa motor induksi tersedia dengan banyak ukuran. Ingat
bahwa apabila motor mempunyai faktor
pelayanan (service factor = SF) lebih besar dari 1,0 , maka motor itu
dirancang untuk bekerja secara memuaskan pada faktor-pelayanan beban
(misalnya, faktor pelayanan 1,15 dapat beroperasi pada 115 persen beban
terus-menerus), meskipun pada efisiensi yang agak rendah. Keadaan
beban-lebih dalam jangka waktu yang pendek sering dapat diakomodasi
dengan kemampuan faktor-pelayanan daripada penggunaan motor dengan hp
yang lebih besar.
Tutup motor dirancang untuk memberikan perlindungan yang cukup,
tergantung pada lingkungan di mana motor harus bekerja. Tutup yang
paling umum adalah:
- ODP (Open Drip-Proof). Tutup ODP digunakan untuk lingkungan yang bersih akan memberikan toleransi terhadap tetesan cairan tidak lebih besar dari 15° dari vertikal. Udara sekitar ditarik melalui motor untuk pendinginan.
- TEFC (Totally Enclosed Fan Cooled). Tutup TEFC digunakan untuk lingkungan berdebu dan korosif, udara didinginkan oleh kipas angin eksternal terpadu.
- Tahan ledakan. motor TEFC ini digunakan pada lingkungan yang mudah terbakar. Tahan terhadap ledakan gas internal tanpa menyalakan gas eksternal (tidak membolehkan percikan internal atau api untuk lolos).
Motor induksi telah distandardisasi menurut karakteristik torsinya seperti disain A, B, C, D atau F dari NEMA (National Electrical Manufactures association). Desain
yang Anda pilih harus mempunyai torsi cukup untuk mengasut beban dan
mempercepat sampai kecepatan penuh. Tabel 7-1 memberikan daftar
karakteristik torsi untuk berbagai desain NEMA.
Motor induksi sangkar-tupai adalah motor yang paling sederhana
dan paling terpercaya karena kekerasan lilitan rotor sangkar dan tidak
adanya sikat. Arus awal (starting) yang besar diperlukan oleh motor ini
dapat menyebabkan fluktuasi tegangan. Kegunaan-umum, motor induksi
sangkar - tupai (desain B NEMA) adalah motor induksi. Motor desain B NEMA dlgunakan untuk menggerakkan kipas, pompa sentrifugal, dan sebagainya.
Motor torsi start-tinggi (desain C NEMA) digunakan apabila
kondisi start sukar. Elevator dan kerekan yang harus start dalam keadaan
berbeban adalah dua aplikasi yang umum. Pada umumnya, motor-motor
tersebut mempunyai sangkar-dobel.
Motor slip-tinggi (desain D NEMA) dirancang untuk mempunyai
torsi start yang tinggi dan arus start yang rendah. Motor-motor tersebut
mempunyai tahanan rotor tinggi dan bekerja antara 85% dan 95% dan
kecepatan sinkron Motor-motor tersebut menggerakkan beban kelembaman
tinggi (misalnya pengering sentrifugal), yang mengambil waktu yang
relatif lama untuk mencapai kecepatan penuh. Rotor sangkar
tahanan-tinggi dibuat dari kuningan dan motor-motor tersebut biasanya
dirancang untuk operasi yang sifatnya sebentar-sebentar untuk mencegah
pemanasan lebih.
Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konverter energi baik energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari suatu sistem ke sistem yang lain, sementara akan tersimpan pad medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainya. Dengan demikian, medan magnet disini selain berfungsi sebagi tempat penyimpanan energi juga sekaligus proses perubahan energi, dimana proses perubahan energi pada motor arus searah dapat digambarkan pada gambar 2.1(Zuhal, 1991)
Gambar 2.1. Proses Konversi Energi pada Motor DC
Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik dapat dinyatakan sebagai berikut:Energi listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output + energi yang diubah menjadi panas + Energi yang tersimpan dalam medan magnet.
kerja motor DC terjadi jika suatu lilitan jangkar dialiri arus listrik searah dengan arah i didalam medan magnet B, maka akan terbangkit gaya F[1] sebesar :
Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah saling tegak lurus menunjukan masing – masing arah , dan . Persamaan di atas merupakan prinsip dari sebuah motor arus searah, dimana terjadi proses perubahan energi listrik ( ) menjadi energi mekanik ( ). Bila jari-jari rotor adalah r, maka torsi yang akan dibangkitkan adalah :
dimana :
l = panjang penghantarr = jari – jari rotor .
Gambar 2.10 Arah Gaya pada Motor DC
Pada saat gaya F dibangkitkan, konduktor
bergerak didalam medan magnet dan akan menimbulkan gaya gerak listrik
(GGL) yang merupakan reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar
proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik (motor) dapat
berlangsung, tegangan sumber harus lebih besar dari gaya gerak listrik
lawan[1]. Torsi akan memutar rotor bila yang terbangkit telah memiliki
torsi lawan dari motor dan beban.
Telah diketahui bahwa untuk motor arus searah dapat diturunkan rumus sebagai berikut :
Keterangan :Vt = Tegangan jangkar (V)
Ea = Gaya gerak listrik lawan (V)
Ia = Arus Jangkar (A)
Ra = Tahanan jangkar ()
n = Putaran (RPM)
= Fluks / kutub
k = Konstanta
Berdasarkan rumus diatas dapat diturunkan rumus kecepatan putar (n), yaitu :
Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa
kecepatan putaran (n) motor DC dapat diatur dengan mengubah-ubah
besarnya Vt (tegangan jangkar), Ra (Tahanan Jangkar) ,dan (fluks
magnet)[1].
Terdapat banyak jenis motor yang digunakan sebagai plant untuk sistem kontrol industri. Salah satu diantaranya adalah motor DC magnet permanent. Motor ini termasuk jenis motor DC penguat terpisah, dimana fluks magnetnya tidak tergantung pada arus jangkarnya, sehingga fluks magnet konstan Jadi motor ini tidak memerlukan sumber tegangan dari luar untuk membangkitkan fluks magnet. Berikut ini akan dijelaskan pengatur kecepatan motor DC dengan mengatur tegangan jangkar.
Dengan mengatur tegangan jangkar dan fluks magnetnya tetap,
diharapkan dapat menghasilkan torsi yang diinginkan agar menghasilkan
output motor mendekati settling point.Terdapat banyak jenis motor yang digunakan sebagai plant untuk sistem kontrol industri. Salah satu diantaranya adalah motor DC magnet permanent. Motor ini termasuk jenis motor DC penguat terpisah, dimana fluks magnetnya tidak tergantung pada arus jangkarnya, sehingga fluks magnet konstan Jadi motor ini tidak memerlukan sumber tegangan dari luar untuk membangkitkan fluks magnet. Berikut ini akan dijelaskan pengatur kecepatan motor DC dengan mengatur tegangan jangkar.
Gambar 2.11 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguat Terpisah
Keterangan gambar :Va /ea = tegangan jangkar (V)
ia = arus Jangkar (A)
Ra = tahanan kumparan jangkar ()
La = induksi kumparan jangkar (henry)
n = kecepatan jangkar (rad/sec)
Dalam aplikasinya seringkali sebuah motor digunakan untuk arah yang searah dengan jarum jam maupun sebaliknya. Untuk mengubah putaran dari sebuah motor dapat dilakukan dengan mengubah arah arus yang mengalir melalui motor tersebut. Secara sederhana seperti yang ada pada gambar 1, hal ini dapat dilakukan hanya dengan mengubah polaritas tegangan motor.
Karakteristik Motor DC
untuk menetukan karakteristik motor arus searah perlu diingan dua rumus persamaan pokok yaitu
untuk menetukan karakteristik motor arus searah perlu diingan dua rumus persamaan pokok yaitu
- Persamaan kecepatan V- Ia. Ra C fluks
- Persamaan Torsi T= K Ia fluks
berdasarkan
persamaan diatas akan membantu dalam menduga sifat-sifat dari motor
arus searah. Ada 3 macam karakteristik pada masing- masing motor arus
searah diantaranya:
- Karakteristik Putaran ( Putaran Sebagai Sumber Arus Jangkar)
Motor shunt mempunyai karakteristik putaran yang kaku artinya bila da
perubahan beban yang besar hanya terjadi penurunan putaran yang kecil.
penurunan putaran tersebut sekitar 2-8%.
Pada motor seri arus jangkar (Ia) sama dengan arus penguat magnet (Im) sehingga Fluks = F(Ia)=F(Im). bentuk karakteristiknya hiperbola.
Pada motor kompon mempunyai sifat diantara motor seri dan shunt
menurut arah lilitan. Penguat magne motor kompon ada dua jenis:
- Komulatif jika medan shunt dan seri saling memperkecil Fluks (F) = Fsh + Fseri
- Differensial jika medan seri memperlemah medan shunt F= Fsh - Fseri
Pada motor shunt jika tegangan jepit (V) konstan, maka arus penguat magnet juga konstan sehingga Fluks juga konstan akibatnya torsi motor shunt hanya tergantung pada arus jangka, pada motor seri Im=Ia sehingga fluks sebanding dengan Ia. jika bebanya
ringan dimana magnet tidak berada pada daerah jenuh fluks magnet akan
sebanding dengan arus jangkar.
Pada motor kompon Fseri dan Fsh aling berpengaruh. karakteristik
torsinya merupakan kombinasi dari motor seri dan motor shunt kalau beban
motor besar, arus pada belitan seri besar sehingga fluks bertambah
sdangkan arus pada belitan shunt tetap.
3. Karakteristik Mekanis
Pada Motor shunt diman jika torsi bertambah Ia bertambah sedangkan
fluks tetap. di dapatkan dengan bertambahnya torsi maka kecepatan motor
shunt menurun.
Dengan bertambahnya torsi pada motor seri akan menyebabkan bertambahnya
Ia dan Fluks magnet, jika harga Ia sama dengan nol maka harga kecepatan
(n) menuju tak terhingga sedangkan jika Ia besar maka kecepatan
mendekati nol. Pada motor kompon kecepatannya cenderung agak konstan pada pembebanan yang berubah-ubah.
Sumber :
http://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/04/27/motor-dc/
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/02/16/motor-ac-arus-bolak-balik-340499.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar